Jumat, 18 Januari 2013


MAKALAH BUDIDAYA JAMUR KUPING ( Auricularia auricula )




BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Salah satu jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah jamur kuping (Auricularia auricular). Jamur ini mempunyai tubuh buah seperti daun telinga. Permukaan bagian atas agak mengkilap dan halus sedangkan bagian bawah berbulu halus yang menghasilkan spora. Pada saat ini budidaya jamur banyak dilakukan dengan menggunakan serbuk gergaji sebagai media tanamnya.      Ada 3 jenis jamur kuping yang dibudidayakan yaitu jamur kuping hitam (Auricularia polytrica), warna tubuh buahnya keunguan atau hitam, jamur kuping merah (Auricularia yudae), tubuh buah kemerahan dan jamur kuping putih (Tremella fuciformis), tubuh buahnya putih.

Manfaat:
  • Jamur kuping bagi kesehatan yaitu jamur kuping hitam sebagai obat sakit jantung, menurunkan kolesterol, juga sebagai anti-pendarahan, jamur kuping putih sebagai obat penyakit paru-paru/TBC, dan jamur kuping merah dalam bentuk kering biasa digunakan dalam berbagai masakan Asia.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jamur
      Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambilkan zat - zat makanan, seperti selulosa, glukosa, lignin protein dan senyawa pati dari organisme lain. Bahan makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap untuk pertumbuhan. Oleh karena itu jumur digolongkan sebagi tanaman heterofik (Gandjar et. al 2006).
        Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan salah satu kelompok jelly fungi yang masuk ke dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur jelly yang unik. Fungi yang masuk ke dalam kelas ini umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan mata telanjang. Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu), umumnya berasal dari perkembangan basidiospora dan miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan dua basidiospora). Auricularia auricula umumnya kita kenal sebagai jamur kuping. Jamur ini disebut jamur kuping karena bentuk tubuh buahnya melebar seperti daun telinga manusia kuping.
Perkembangan  budidaya  jamur  kuping  di  Indonesia  semakin  pesat,  sehingga saat  ini  budidaya  jamur  kuping sangat  merebak  di  berbagai  daerah.  Hal  ini  dikarenakan  jamur  kuping  merupakan  jamur  kosmopolitan  atau dapat  hidup  dimana  saja,  mulai  dari  kawasan  hutan  pantai  samapi  dengan  pegunungan  tinggi  dengan persyaratan tempatnya cukup lembab.
Jenis-jenis jamur kuping yang banyak dibudidayakan oleh petani jamur adalah :
1.      Jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) adalah salah satu spesies jamur dari kelas Heterobasidiomycetes (jelly fungi) dengan tubuh buah berwarna coklat tua setengah bening, berbentuk mangkuk menyerupai daun telinga manusia. Tubuh buah menempel di atas batang kayu yang sudah membusuk di tempat basah dan lembap. Sewaktu masih segar terlihat seperti agar-agar (jelly) basah dan bila dikeringkan menjadi mengkerut.
2.      Jamur kuping merah (Auricularia yudae), adalah salah satu spesies dari kelas Heterobasidiomycetes (jelly fungi) dengan tubuh buah berwarna coklat tua kemerahan dan berbentuk mirip sekali dengan daun telinga manusia. Tubuh buah bertekstur kenyal dan di alam bebas tumbuh di batang pohon mati yang basah dan lembab.
3.      Jamur kuping putih (Tremella fuciformis) adalah salah satu spesies dari kelas Heterobasidiomycetes (jelly fungi) dengan tubuh buah seperti berbentuk rumbai-rumbai tidak beraturan, berwarna putih dan sangat bening seperti agar-agar. Tubuh buah tumbuh di permukaan kayu yang sudah lapuk dari pohon yang berdaun lebar. Jamur yang sudah dikeringkan menjadi sangat mengkerut dan harus direndam di dalam air sebelum dimakan.

Kandungan Gizi Jamur
Dari segi gastronomik ataupun organoleptik( rasa, aroma dan penampilan),  jamur kuping kurang menarik bila dihidangkan  sebagai bahan makanan. Namun jamur  kuping  sudah dikenal dekat  sebatai ahan makanan  yang memiliki khasiat sebagai obat dan penawar racun. Lendir  yang  dihasilkan  jamur  kuping  selama  dimasak  dapat  menjadi  pengental.  Lendir  jamur  kuping  dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol. Jamur kuping dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ketebalan, dan warnanya. Jamur kuping ang mempunyai bentuk  tubuh buah kecil  (sering disebut  jamur kuping  tikus) digemari oleh  konsumen  karena  waranya  lebih  muda,  dan  rasanya  sesuai  dengan  selera.  Jamur  kuping  yang  tubuh buahnya melebar (jamur kuping gajah) rasanya sedikit kenyal atau alot sehingga kurang disenangi karena harus diiris kecil-kecil bila akan dimasak. Jamur  kuping  selain untuk  ramuan makanan  juga unuk pengobatan.




Syarat Tumbuh
Jamur kuping dapat tumbuh atau ditanam dengan baik di daerah beriklim dingin sampai panas dengan suhu 1 2 - 36 °C suhu optimum 20 - 25 °C. faktor yang paling penting adalah Kelembaban Udara yang tinggi : 80 - 90 %.


BAB III
PEMBAHASAN

Tahapan budidaya jamur kuping dimulai dengan penyiapan perlengkapan dan bahan, penyiapan media tumbuh, pembuatan kompos, sterilisasi, inokulasi/penanaman bibit, pengendalian hama dan penyakit, panen, pasca panen dan pemasaran. Berikut tahapan-tahapan dalam budidaya jamur kuping :
1. Perlengkapan dan bahan yang perlu disiapkan :
§  Serbuk gergaji leering yang sudah diayak dibiarkan satu bulan untuk menghilangkan sisa minyak pelumas yang terkandung didalamnya
§  Bahan campuran : Gips (CaS04) , Kapur (CaC03) ,bekatul TSP
§  Cincin peralon / cincin bamboo
§  Plastik (Polypropylene) yang tahan panas
§  Lampu spirtus, alkohol, formalin, pinset.
2. Penyiapan Media Tumbuh :
§  Media tumbuh jamur terdiri atas campuran : Serbuk gergaji 100 kg dan Bahan tambahan (8 - 25 % dari total medium), Gips (CaS04) 0.5 kg, Kapur (CaC03) 1,5 kg, TSP 0,5 kg, Bekatul 10 kg.
§  Tahapan pengisian polybag dengan bahan serbuk gergaji adalah sbb:
a.       Bahan-bahan dicampur rata dengan Kadar air 60 %, dengan cara memerciki campuran dengan air. Selanjutnya Campuran media tumbuh tersebut dimasukkan dalam kantong plastik polypropilene dan dipadatkan. Pemadatan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin / manual ditekan dengan tangan. Pengisian polybag sampai setinggi ± 2/3 atau 3A bagian. Pada mulut plastik dipasang cincin paralon/cincin bambu, dan dengan menggunakan kayu pada bagian atas dibuat lubang sedalam ± 10 cm sebagai tempat pengisian bibit, selanjutnya mulut lubang ditutup dengan kapas dan polybag siap untuk diseterilkan.
b.      Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklap (panas bertekanan) tekanan 1,5 atau suhu 120 °C selama (1-2 jam), atau di kukus dengan suhu 95-100 °C selama 4- 6 jam.
c.       Pada hari berikutnya setelah media dingin, dilakukan inokulasi (pemberian bibit) dengan cara membuka penutup kapas dan memasukkan bibit pada lubang yang telah disediakan dengan sendok steril, selanjutnya lubang ditutup kembali dengan kapas.
d.      Polybag yang sudah diinokulasi diinkubasikan, disimpan sambil menunggu pertumbuhan mycelium keseluruh media. Selanjutnya kantong polybag yang telah diisi bibit diinkubasikan (disimpan) pada rak-rak pertumbuhan selama ± 4- 6 minggu . Penyimpanan dilakukan dengan menumpuk polybag dalam rak-rak pertumbuhan sehingga terbentuk barisan.
e.       Setelah ± 3/4 bagian permukaan media ditumbuhi oleh mycelium jamur, maka dibuat lubang pada ujung polybag (dekat tutup) dengan cara menyobek plastik pembungkus media untuk memberikan tempat munculnya tubuh buah jamur. Jika calon jamur sudah tumbuh dan berumur 15 hari, maka pada sisi yang berlawanan dibuatkan lubang untuk munculnya tubuh buah jamur.
3. Pengendalian hama dan penyakit
Apabila ada polybag yang terkontaminasi harus diambi l dan dimusnahkan, penyebabnya biasanya Trichoderma sp. Dengan ciri adanya pertumbuhan jamur yang berwarna hijau seperti lumut. Hama yang biasa menyerang adalah lalat menyerang pada fase pertumbuhan jamur, dapat merusak miselium.
4. Panen
§  Jamur kuping siap dipanen bila ukurannya sudah optimal yang ditandai dengan ciri-ciri jamur sudah mulai mengerut atau keriting dan bagian pinggirtudung sudah mulai menipis.
§  Pemanenan dilakukan dengan mencabut seluruh bagian jamur yang ukurannya sudah optimal.
§  Setelah dicabut, serbuk kayu yang menempel pada bagian "akar " jamur kuping segera dibersihkan.
§  1 kubung dengan luas 5 x 1 5 m berisi 5.000 7.000 log dengan kapasitas produksi 1.500 -3.000 kg/musim atau 0,3 - 0,5 kg/log.


5. Pascapanen dan Pemasaran
a.       Pasca panen
Sifat jamur kuping hampir sama dengan jenis sayuran lainnya, yakni mudah rusak. Satu hal yang membedakan adalah pada sayuran yang mengering kualitasnya akan menurun, sedangkan pada jamur kuping yang mengering tidak akan mengalami penurunan kualitas asal pengeringannya dilakukan dengan. sempurna. Jamur kuping setelah dipanen, kemudian dibersihkan dari kotoran dan serbuk gergaji yang menempel sehingga jamur terlihat lebih menarik. Selanjutnya jamur kuping dikemas dengan kantong plastik, atau wadah pengemas lain sesuai dengan pasar yang akan dituju. Apabila diinginkan jamur kuping kering maka jamur kuping basah yang sudah dibersihkan dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan jamur kuping dapat dilakukan dengan sinar matahari atau dengan alat pengering.
b.      Pemasaran
Untuk memenuhi keperluan ekspor biasanya diperlukan standar kualitas tertentu tidak terlalu kering, berwarna coklat seperti beludru dan bagian belakangnya agak keputih-putihan, lunak, tidak begitu lebar dan tebal. Pemasaran jamur kuping basah dipasarkan di pasar tradisional dan pasar swalayan.



BAB IV
KESIMPULAN

Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan salah satu kelompok jelly fungi yang masuk ke dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur jelly yang unik. Jamur ini disebut jamur kuping karena bentuk tubuh buahnya melebar seperti daun telinga manusia. Tahapan budidaya jamur kuping dimulai dengan penyiapan perlengkapan dan bahan, penyiapan media tumbuh, pembuatan kompos, sterilisasi, inokulasi/penanaman bibit, pengendalian hama dan penyakit, panen, pasca panen dan pemasaran.



DAFTAR PUSTAKA

Conectique. 2008. Jamur kuping melancarkan peredaran darah. [terhubung          berkala].http://www.conectique.com/tips_solution/diet_nutrition/nutrition/  article.php?article_id=2787&_page=0 [15 Oktober 2012].
Darma, I. G. K. T. 2002. Diktat: Budidaya Jamur Pangan. Laboratorium    Pathology Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB, Bogor. Hal 44-58.
Genders, Roy, “Bercocok Tanam Jamur”, Bandung:Pionir Jaya, 1999
Gunawan AW, Agustina TW. 2009. Biologi dan bioteknologi cendawan dalam   praktik. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya. Hal. 77-83.
Hastiono S. 2004. Hikmah hidup bersama cendawan. J Warta 14 : 4.
Pasaribu, D. R. Permana, E. R, Alda. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang   Menembus Pasar. Jakarta: PT. Grasindo. Hal. 17-21.
Parjimo dan Andoko, A. 2007.  “Budi Daya Jamur”, Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Tom Volk. 2009. Auricularia auricula-judae, wood ear or cloud ear mushroom     a.k.a. Judas' ear fungus, in honor of Easter. [terhubung berkala].        http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/apr2004.html [15 Oktober 2012].





LAMPIRAN

     
Sterilisasi menggunakan Autoklap
           Proses pengomposan media                      Penyimpanan dengan menumpuk
                                                                   polybag dalam Bag Log sehingga
                                                                            terbentuk barisan
                   
Jamur kuping                       Jamur kuping yang sudah dikelolah
                 menjadi masakan sayuran

Tidak ada komentar: