Senin, 24 Desember 2012

EKOSISTEM AIR TAWAR ( AQUARIUM)



EKOSISTEM AIR TAWAR BUATAN
(AQUARIUM)

 BAB I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap komponen biotik dan abiotik selalu berintertaksi membentuk hubungan yang saling ketergantungan, misalnya makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas, tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Selain itu ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen biotik, misalnya cacing tanah menggemburkan tanah, tumbuhan untuk menahan erosi, tumbuhan hijau untuk mengurangi pencemaran udara. Interaksi antar komunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tetapi juga aliran energi dan makanan.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
Habitat air sebagai tempat hidup dari organisme perairan memiliki porsi relative lebih kecil dibandingkan dengan daratan danlautan,namun di lihat kepentingan bagi mahluk hidup sangat lah besar. Air tawar yang relatif lebih muda untuk dimanfaatkan terutama berasal dari air permukaan (sungai, danau, rawa) dan air tanah.
Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami misalnya danau, rawa, hutan. Ekosistem buatan adalah ekosisten yang sengaja dibuat manusia. Contohnya sawah, kolam, dan aquarium.
Kebutuhan akan air dari waktu-waktu semakin meningkat. Di dalam ekosistem terjadi suatu interaksi dan keseimbangan antara komponen satu dengan yang lainnya. Ekosistem buatan ini menggambarkan sebagian kecil dari ekosistem air tawar yang ada di biosfer ini. Itulah sebabnya kita semestinya bagaimana interaksi yang terjadi, salah satu bentuk itu kita melakukan pratikum ini.

B.     Tujuan
Adapun tujuan dari praktek ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui interasi dan prilaku masing-masing konponen yang ada didalam ekosistem aquarium (biotic dan abiotik).
2.      Untuk mengetahui keseimbangan antara konponen satu dengan yang lainnya
3.      Untuk mengetahui perubahan suhu dan pH dalam aquarium sebagai akibat perobakan bahan organik
C.    Manfaat dan Kegunaan
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui kehidupan biota air tawar dari interaksi, penyesuaian dan persaingan antara konponen yang ada didalamnya


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik. Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami misalnya danau, rawa, hutan. Ekosistem alami dapat dibedakan lagi kedalam beberapa jenis ekosistem, yaitu ekosistem darat, air tawar, air laut, dan pantai. Ekosistem darat di bedakan atas beberapa bioma seperti gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga dan tundra. Ekosistem air tawar dibedakan atas danau, rawa, dan sungai. Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan. Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup (Prasetyo. 2008).
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Ekosistem buatan adalah ekosisten yang sengaja dibuat manusia. Contohnya sawah, kolam, dan akuarium. Aquarium berasal dari bahasa latin, aqua berarti air dan rium artinya (tempat atau bangunan) suatu tempat yang umunya dibuat dari plastic tembus pandang, berisi air dan ikan binatang laingnya dan tumbuhan yang hidup didalamnya (Mismail. 2010).
Aquarium merupakan suatu ekosistem aquatik buatan yang terbuat dan bejana atau bak kaca, sehingga kehidupan di dalam air tersebut dapat terlihat jelas dan luar. Di dalam aquarium terdapat unsur biotik yang berupa ikan-ikan hias, siput, udang, binatang-binatang karang, kura-kura dan tumbuh-tumbuhan air. Air, koral, udara, batu-batuan dan cahaya merupakan unsur-unsur benda mati yang disebut unsur abiotik. Perpaduan antara kedua unsur tersebut menghasilkan ekos istem yang serasi dan seimbang, sehingga akan merupakan suatu pemandangan yang indah dan menarik (Heru Susanto. 2003).
Manusia sering merasa bosan jika di dalam kehidupan sehari harinya dihadapkan kepáda hiburan yang sejenis saja. Menonton merupakan suatu hiburan, tetapi hal tersebut sudah merupakan suatu kebiasaan sering menimbulkan kebosanan bahkan sudah tidak berfungsi sebagai hiburan lagi. Manusia senantiasa berusaha untuk mencari berbagai macam bentuk hiburan yang lain yang dapat mendatangkan kepuasan bagi dirinya. Di antara sekian banyak pilihannya adalah aquarium. Aquarium sebagai sarana hiburan cukup banyak penggemarnya baik di dalam negeri maupun di mancanegara (Darti Satyani. 2005). Suatu bukti yaitu makin berkembangnya budi daya ikan hias, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk diekspor.
Aquarium merupakan suatu media pemeliharaan hewan kesayangan yang amat menarik (Atmawinata 2007). Selain iti aquarium juga sering digunakan pada pembudidayaan ikan, baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Di dalam penelitian kehidupan aquatic aquarium sering dijadikan sebagai suatu model ekosistem aquatik (Heru Susanto. 2003).
Aquarium air tawar yaitu aquarium yang memiliki bentuk ekosistem air tawar. Kadar garam sangat rendah dengan komunitas air tawar yang terdiri atas ikan-ikan hias air tawar, udang air tawar, siput air tawar dan tumbuh-tumbuhan air tawar. Pengelolaan aquarium air tawar ternyata lebih mudah, sehingga lebih banyak penggemarnyà. Walaupun demikian aquarium air laut juga memiliki beberapa keunggulan, yaitu memiliki variasi kehidupan yang lebih kaya.
Aerator adalah alat yang berfungsi untuk memompakan udara ke dalam. air, sehingga air cukup banyak mengandung oksigen untuk pernapasan. Dengan adanya aerator maka kadar oksigen di dalam air senantiasa akan terpenuhi, tanpa mengandalkan oksigen yang terkandung di dalam air secara alami (Darti Satyani. 2005).
Aerator selain berfungsi sebagai pompa udara sekaligus berfungsi untuk mendorong air ke dalam filter (saringan) untuk membersihkan air dan kotoran-kotoran (Mismail 2010 dan Darti Satyani. 2005). Aerator juga berfungsi untuk menggerakkan benda-benda dekorasi yang bergerak seperti kincir dan dekorasi keramik lainnya. Udara dipompakan oleh aerator kemudian disalurkan melalui selang plastik dan ke luar dalam bentuk gelembung-gelembung udara yang naik. Gelembung-gelembung tersebut akan mendorong bagian dekorasi yang digerakkannya. Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan aerator adalah sumber listrik AC (PLN) dengan daya yang rendah ± 4 Watt. Aerator ada yang memiliki satu lubang udara ada juga yang memiliki dua lubang udara. Satu lubang untuk pompa udara dan filter, satu lubang untuk menggerakkan dekorasi (Darti Satyani. 2005).
Dalam ekosistim air tawar buatan setiap komponen biotik dan abiotik selalu berintertaksi membentuk hubungan yang saling ketergantungan, misalnya makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas, tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Selain itu ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen biotik, misalnya cacing tanah menggemburkan tanah, tumbuhan untuk menahan erosi, tumbuhan hijau untuk mengurangi pencemaran udara (Prasetyo. 2008).
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru  (Prasetyo. 2008).

BAB III. METODOLOGI

A.    Tempat dan Waktu Penelitian
Praktikum pengamatan ekosistem buatan air tawar ini di laksanakan pada tanggal 20 sampai 22 Maret 2012, dengan 2 kali pengamatan setiap hari yaitu pagi jam 07:30 dan sore 16:00. Pengamatan ini dilakukan di Laboratorium Biologi, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, di Balunijuk
B.     Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya Aquarium, Aerator, lampu anti kuman, saringan, gayung, ember, kertas pH, dan thermometer, sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan air tawar (kura-kura 1 ekor, ikan tanah 2 ekor, ikan cepat 2 ekor, ikan krincah 2 ekor, ikan gabus 1 ekor, udang 1 ekor, kepiting 1 ekor, hidrylla 14.
C.    Prosedur Kerja
1.      Bersihkan Aquarium, pasir dan kayu yang akan dimasukkan
2.      Masukkan pasir kedalam Aquarium dan ratakan sedalam 2 cm
3.      Masukkan kayu jati dan ditata sedemikian rupa
4.      Ffhhj
5.      Isi air kedalam Aquarium secara perlahan
6.      Ukur pH dan suhu air dalam Aquarium
7.      Masukkan hidrylla, ikan, udang, kepiting dan kura-kura  kedalam Aquarium
8.      Ukur pH dan suhu air setiap pengamatan sampai hari ketiga (kamis)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
Tabel 1 hasil pengamatan ekosistem buatan  air tawar pada tanggal 20 sampai 22 Maret 2012, dengan 2 kali pengamatan setiap hari yaitu pagi jam 07:30 dan sore 16:00. Pengamatan ini dilakukan di Laboratorium Biologi.
Table 1. Hasil pengamatan ekosistem buatan  air tawar pagi dan sore pada hari selasa, tanggal 20 Maret 2012.
Waktu pengamatan
Kondisi fisik air
pH air
Suhu (%)
Komponen Aquarium
Jumlah
keterangan




07:30




Jernih/bening




5




28
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
1
2
2
2
1
1
1
Konponen aquarium semua dalam keadaan  normal




16:00




Agak keruh




5




29
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
1
2
2
2
1
1
1
Konponen aquarium semua dalam keadaan  normal





Tabel 2. Hasil pengamatan ekosistem buatan  air tawar pagi dan sore pada hari rabu, tanggal 21 Maret 2012.
Waktu pengamatan
Kondisi fisik air
pH air
Suhu (%)
Komponen Aquarium
Jumlah
keterangan



07:30




Keruh




6




28
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
1
2
2
2
1
1
1
Ikan cepat (1) hamper mati, semua bagian sirifnya hilang, ekornya putus, ikan cepat (2) bagian ekornya luka (terdapat bercak merah merah-merah
Sedangkan yang lainnya tetap (normal)



16:00




Bening




6




29
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
1
2
2
2
1
1
1
Kedua ikan sepat mati, Sedangkan yang lainnya tetap (normal)






Tabel 3. hasil pengamatan ekosistem buatan  air tawar pagi dan sore pada hari kamis, tanggal 22 Maret 2012.
Waktu pengamatan
Kondisi fisik air
pH air
Suhu (%)
Komponen Aquarium
Jumlah
keterangan




07:30




Bening




5




29
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
1
2
2
2
1
1
1

Kedua ikan sepat mati, ikan gabus hilang, Sedangkan yang lainnya tetap (normal)




16:00




Bening




5




29
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
1
2
-
2
-
1
1
Kedua ikan sepat mati, ikan gabus hilang, Sedangkan yang lainnya tetap (normal)

B.     Pembahasan
Ekosistem buatan adalah ekosisten yang sengaja dibuat manusia. Contohnya sawah, kolam, dan akuarium. Aquarium berasal dari bahasa latin, aqua berarti air dan rium artinya (tempat atau bangunan) suatu tempat yang umunya dibuat dari plastik tembus pandang, berisi air dan ikan binatang lainnya dan tumbuhan yang hidup didalamnya (Mismail. 2010).
Dalam praktikum kali ini konponen aquarium yang duganakan adalah (kura-kura 1 ekor, ikan tanah 2 ekor, ikan cepat 2 ekor, ikan krincah 2 ekor, ikan gabus 1 ekor, udang 1 ekor, kepiting 1 ekor, hidrylla 14 serta pasir laut, batu, dan kayu-kayuan sehingga sesuai dengan bentuk aslinya.
Dalam praktek ini, pengamatan yang dilakukan selama 3 hari. Dimana hasil yang didapat bahwa ikan sepat yang pertama mati, ikan ini mati karena menjadi santapan kepiting. Kepiting memangsa ikan sepat karena ikan sepat yang paling kecil dalam pengamatan ini. Disini terjadi hubungan interaksi dimana spesies ikan sepat menjadi makanan bagi kepiting sedangkan ikan sepat sendiri mengalami kematian dalam hal ini mengallami kepunahan. Dan hubungan seperti ini biasanya disebut predasi. Syariffauzi (2009) mengatakan bahwa predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.
Ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis) dan kepiting berasal dari pamili yang berbeda. Trichogaster pectoralis adalah sejenis ikan air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae), dan memiliki ciri-ciri bagian tubuhnya lebar pipih, dengan mulut agak meruncing. Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip dubur berwarna gelap. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cam. Sedangkan kepiting (Scylla serrata) tergolong dalam pamili Portunidae. Kepiting sering dijadikan sebagai bahan makanan yang bernilai ekonomis tinggi. Ciri-ciri dari Scylla serrata adalah ukuran tubuhnya biasanya biasa mencapai 18 cm. Larva yang baru menetas bentuknya sangat berlainan dari bentuk dewasa, Larva ini biasanya mengalami beberapa kali perubahan bentuk sampai mendapatkan bentuk seperti yang dewasa (Anugerah. 2002).
Ikan gabus diklasifikasikan kedalam ordo Labyrintichi, family Ophiocephaloidae, genus Channa, Spesies Channa striata. Ikan memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45 jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27 jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17 jari-jari lunak. Sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh--dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm (Best Life. 2009).
Ikan Channa striata pada pengamatan ini hilang pada malam hari dan diduga dimakan oleh kura-kura (Odontochelys semitestacea). Hal ini disebabkan karena kura-kura termasuk dalam golongan hewan omnivora, yaitu jenis hewan pemakan segalanya. Dalam hal ini terjadi hubungan interaksi antara ikan Channa striata dengan kura-kura. Dimana kura-kura menjadi predator dan ikannya menjadi mangsa.
Secara anatomi dan morfologi kura-kura memiliki beragam jenis ukuran. Meskipun begitu, kura-kura laut (penyu) memiliki ukuran yang lebih besar dibanding saudaranya di darat dan di air tawar. Chelonian terbesar adalah penyu laut, yakni penyu laut berpunggung bulu (leatherback sea turtle) raksasa, yang panjang tempurungnya mencapai 200 cm dan beratnya dapa mencapai lebih dari 900 kg. Kura-kura air tawar umumnya lebih kecil, tapi spesies terbesarnya adalah labi-labi (kura-kura bertulang rawan) di Asia, Pelochelys cantorii, yang dilaporkan oleh beberapa orang memiliki panjang hingga 200 cm (Anugerah. 2002).
Meskipun banyak jenis kura-kura yang hidup di bawah air, seluruh kura-kura air dan darat adalah reptil yang bernapas dengan paru-paru, dan harus naik ke permukaan pada jangka waktu yang teratur untuk mengisi ulang paru-parunya dengan udara segar. Mereka juga bisa menghabiskan hampir seluruh hidupnya di dataran kering. Beberapa spesies memiliki lubang kloaka besar yang dipenuhi oleh banyak proyeksi-proyeksi yang berbentuk seperti jari. Proyeksi ini, disebut “papillae”, memiliki persediaan darah yang melimpah, dan berfungsi untuk meningkatkan wilayah permukaan pada kloaka. Kura-kura air dapat menyaring oksigen yang terkandung dalam air menggunakan papillae ini, hampir sama seperti ikan yang menggunakan insang untuk bernafas. Kura-kura adalah hewan yang bertelur, seperti reptil lainnya, dimana telurnya lembut dan berbulu (Anugerah. 2002).
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa udang (Penaeus monodon) dapat melakukan interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan Penaeus monodon tersebut memakan sisa-sisa ikan sepat yang sudah mati dari bekas kepiting, selain itu Penaeus monodon tersebut juga memakan rumput-rumput (hidrylla) yang ada. Pada pengamatan ini Penaeus monodon tersebut dapat  melakukan interaksi dengan lingkungannya. Akan tetapi berbeda halnya dengan pembudidayaan,  proses membudidayakan Penaeus monodon di air tawar juga tak lepas dari kendala. (Slamet. 1982). Terutama dalam mengadaptasikan benur yang sudah terbiasa hidup di air yang salinitasnya tinggi (30 ppt) untuk terbiasa hidup di air tawar (salinitas 1-2 ppt). “Makanya masa adaptasi tersebut sangat menentukan. Biasanya para pembenih mengadaptasikan benur ukuran PL 12 dengan cara mengurangi salinitas 1 ppt/hari. Ukuran benur yang akan ditanam juga lebih besar, yaitu PL 30-40 (Syaiful. 2008).
Ikan tanah (Puntius lateristriga) kelihatannya hampir sama dengan jenis ikan krincah (Anabas testudineus). Dimana kedua jenis ikan ini hanya mengkonsumsi jenis lumut-lumutan yang ada dalam ekosistem tersebut. Meski demikian jenis ikan ini dapat melakukan interaksi/penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada. Selain itu kedua jenis ikan ini juga memakan bekas sisa-sisa kotoran yang menempel ditubuh Odontochelys semitestacea. Disini kelihatan bahwa kedua jenis ikan dan Odontochelys semitestacea tersebut melakukan hubungan timbal balik (simbiosis mutualisme). Bagi ikan merasa diuntungkan karena bagian tubuhnya bersih dari kotoran dan sisa metabolism yang menempel ditubuhnya, sedangkan ikan mendapatkan makanan.
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain (Darti Satyani. 2005). Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.  Interaksi antar komunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Faktor yang mempengaruhi kehidupan ikan: DO, garam terlarut, penetrasi cahaya, suhu, polusi, konsentrasi organik, penyakit, pH dan lain-lain. Pada pengamatan ini  pH yang didapat adalah rata-rata 5 sedangkan suhu yang didapat adalah rata-rata 28 celcius. Hal ini menunjukkan bahwa pH dan suhunya masih bisa dikatan normal. Kondisi normal ikan inilah yang membuat ikan-ikan dan yang lainnya dapat bertahan hiduap dan sama-sama memberikan interaksi satu sama lain. Dalam pH seperti ini ikan-ikan tersebut dapat berinteraksi satu sama lain.  

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesipulan
1.      Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa interaksi dari prilaku dari masing-masing komponen dalam aquarium saling memberikan interaksi.
2.      Dengan adanya interaksi-interaksi dalam ekosistem buatan tersebut dapat mempertahankan keseimbangannya.
3.      Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
4.      Pada pengamatan ini factor pH tidak  dapat mengganggu keseimbangan dan interaksi ekosistem. Hal ini ddisebabkan akibat perubahan bahan organik, akan tetapi pada pengamatan ini tidak terlalu kelihatan karena batas waktu pengamatan hanya 3 hari
5.      Volume air berkurang, dan timbulnya lender-lendir pada dinding aquarium dan berbau amis.
Saran
Sarannya adalah seharusnya kura-kura yang digunakan memiliki ukuran yang lebih kecil dan rumput-rumput yang digunakan seharusnya hidrylla atau jenis rumput yang memiliki ukuran yang lebih besar dari pada lumut yang dipakai. 
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA

Best Life. 2009. Deskripsi dan Klasifikasi Ikan. http://www.blogger.com/profile/17894251744965327327 (20 Maret 2012)

Edi Atmawinata. 2007. Rahasia dan Seluk Aquarium. Bandung: CV Yrama Widya

Heru susanto. 2003. Membuat Aquarium. Jakarta. Penebar Swadaya, Anggota Ikapi
Lesmana, Darti Satyani. 2005. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar Swadaya, Anggota Ikapi
Mismail, budiono. 2010. Aquarium Terumbu Karang. Malang: universitas Brawijaya Press (UB Press)
Nontji, Anugerah. 2002. Laut Nusantara. Cetakan Ketiga. Jakarta: Djambatan

Syaiful. 2008. Udang di Air Tawar, Bisa! Udang windu maupun vaname bisa hidup dalam kisaran kadar garam yang sangat lebar, antara 0,5 ppt sampai 45ppt. http://www.blogger.com/profile/09050366363459132364

         [20 Maret 2012]

Safran Makmur & Dina Muthmainnah. 2009. Sudahkah Anda Tahu?? Kearifan Lokal:  Mampukah Melestarikan Ikan Semah di Indonesia. Edisi Desember 2009 no. 1. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/?category_id=104 [20 Maret 2012]
Syariffauzi. 2009. Ikan Gabus (Haruan/snakehead/Channa striata). http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan [20 Maret 2012]

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Lumayan juga blognya, kapan" bikin yang lebih seru,..