EKOSISTEM
AIR TAWAR BUATAN
(AQUARIUM)
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap komponen biotik
dan abiotik selalu berintertaksi membentuk hubungan yang saling ketergantungan,
misalnya makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas, tumbuhan hijau
memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Selain itu ketergantungan komponen
abiotik terhadap komponen biotik, misalnya cacing tanah menggemburkan tanah,
tumbuhan untuk menahan erosi, tumbuhan hijau untuk mengurangi pencemaran udara.
Interaksi antar komunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan
organisme, tetapi juga aliran energi dan makanan.
Dengan adanya
interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya.
Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu
ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong
terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
Habitat air sebagai
tempat hidup dari organisme perairan memiliki porsi relative lebih kecil
dibandingkan dengan daratan danlautan,namun
di lihat kepentingan bagi mahluk hidup sangat lah besar. Air tawar yang
relatif lebih muda untuk dimanfaatkan terutama berasal dari air permukaan
(sungai, danau, rawa) dan air tanah.
Berdasarkan proses terbentuknya,
ekosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.
Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami misalnya danau,
rawa, hutan. Ekosistem buatan adalah ekosisten yang sengaja dibuat manusia.
Contohnya sawah, kolam, dan aquarium.
Kebutuhan akan air dari waktu-waktu semakin meningkat. Di dalam
ekosistem terjadi suatu interaksi dan
keseimbangan antara komponen satu dengan yang lainnya. Ekosistem buatan ini
menggambarkan sebagian kecil dari ekosistem air tawar yang ada di biosfer ini.
Itulah sebabnya kita semestinya bagaimana interaksi yang terjadi, salah satu bentuk itu kita melakukan pratikum ini.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktek ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui interasi dan prilaku
masing-masing konponen yang ada didalam ekosistem aquarium (biotic dan
abiotik).
2.
Untuk mengetahui keseimbangan antara
konponen satu dengan yang lainnya
3.
Untuk mengetahui perubahan suhu dan pH
dalam aquarium sebagai akibat perobakan bahan organik
C.
Manfaat
dan Kegunaan
Adapun
manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui kehidupan biota air
tawar dari interaksi, penyesuaian dan persaingan antara konponen yang ada
didalamnya
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ekosistem adalah
kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal
balik. Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibagi menjadi dua macam,
yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem
yang terbentuk secara alami misalnya danau, rawa, hutan. Ekosistem alami dapat
dibedakan lagi kedalam beberapa jenis ekosistem, yaitu ekosistem darat, air
tawar, air laut, dan pantai. Ekosistem darat di bedakan atas beberapa bioma
seperti gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga dan tundra.
Ekosistem air tawar dibedakan atas danau, rawa, dan sungai. Ekosistem air tawar
dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi
untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi,
insang, dan pencernaan. Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan
habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi
dan kebiasaan hidup (Prasetyo.
2008).
Ciri-ciri ekosistem air
tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan
terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat
dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah
beradaptasi.
Ekosistem buatan adalah
ekosisten yang sengaja dibuat manusia. Contohnya sawah, kolam, dan akuarium. Aquarium
berasal dari bahasa latin, aqua berarti air dan rium artinya (tempat atau
bangunan) suatu tempat yang umunya dibuat dari plastic tembus pandang, berisi
air dan ikan binatang laingnya dan tumbuhan yang hidup didalamnya (Mismail.
2010).
Aquarium merupakan suatu ekosistem aquatik buatan yang
terbuat dan bejana atau bak kaca, sehingga kehidupan di dalam air tersebut
dapat terlihat jelas dan luar. Di dalam aquarium terdapat unsur biotik yang
berupa ikan-ikan hias, siput, udang, binatang-binatang karang, kura-kura dan
tumbuh-tumbuhan air. Air, koral, udara, batu-batuan dan cahaya merupakan
unsur-unsur benda mati yang disebut unsur abiotik. Perpaduan antara kedua unsur
tersebut menghasilkan ekos istem yang serasi dan seimbang, sehingga akan
merupakan suatu pemandangan yang indah dan menarik (Heru Susanto. 2003).
Manusia sering merasa bosan jika di dalam kehidupan sehari
harinya dihadapkan kepáda hiburan yang sejenis saja. Menonton merupakan suatu
hiburan, tetapi hal tersebut sudah merupakan suatu kebiasaan sering menimbulkan
kebosanan bahkan sudah tidak berfungsi sebagai hiburan lagi. Manusia senantiasa
berusaha untuk mencari berbagai macam bentuk hiburan yang lain yang dapat
mendatangkan kepuasan bagi dirinya. Di antara sekian banyak pilihannya adalah
aquarium. Aquarium sebagai sarana hiburan cukup banyak penggemarnya baik di
dalam negeri maupun di mancanegara (Darti Satyani. 2005). Suatu bukti yaitu makin
berkembangnya budi daya ikan hias, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun
untuk diekspor.
Aquarium merupakan suatu media pemeliharaan hewan kesayangan
yang amat menarik (Atmawinata 2007). Selain iti aquarium juga sering digunakan
pada pembudidayaan ikan, baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Di dalam
penelitian kehidupan aquatic aquarium sering dijadikan sebagai suatu model
ekosistem aquatik (Heru Susanto. 2003).
Aquarium air tawar yaitu aquarium yang memiliki bentuk
ekosistem air tawar. Kadar garam sangat rendah dengan komunitas air tawar yang
terdiri atas ikan-ikan hias air tawar, udang air tawar, siput air tawar dan
tumbuh-tumbuhan air tawar. Pengelolaan aquarium air tawar ternyata lebih mudah,
sehingga lebih banyak penggemarnyà. Walaupun demikian aquarium air laut juga
memiliki beberapa keunggulan, yaitu memiliki variasi kehidupan yang lebih kaya.
Aerator adalah alat
yang berfungsi untuk memompakan udara ke dalam. air, sehingga air cukup banyak
mengandung oksigen untuk pernapasan. Dengan adanya aerator maka kadar oksigen
di dalam air senantiasa akan terpenuhi, tanpa mengandalkan oksigen yang terkandung
di dalam air secara alami (Darti Satyani. 2005).
Aerator selain
berfungsi sebagai pompa udara sekaligus berfungsi untuk mendorong air ke dalam
filter (saringan) untuk membersihkan air dan kotoran-kotoran (Mismail 2010 dan
Darti Satyani. 2005). Aerator juga berfungsi untuk menggerakkan benda-benda
dekorasi yang bergerak seperti kincir dan dekorasi keramik lainnya. Udara
dipompakan oleh aerator kemudian disalurkan melalui selang plastik dan ke luar
dalam bentuk gelembung-gelembung udara yang naik. Gelembung-gelembung tersebut
akan mendorong bagian dekorasi yang digerakkannya. Tenaga yang digunakan untuk
menggerakkan aerator adalah sumber listrik AC (PLN) dengan daya yang rendah ± 4
Watt. Aerator ada yang memiliki satu lubang udara ada juga yang memiliki dua
lubang udara. Satu lubang untuk pompa udara dan filter, satu lubang untuk
menggerakkan dekorasi (Darti Satyani. 2005).
Dalam ekosistim air
tawar buatan setiap komponen biotik dan abiotik selalu berintertaksi membentuk
hubungan yang saling ketergantungan, misalnya makhluk hidup memerlukan udara
untuk bernapas, tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Selain
itu ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen biotik, misalnya cacing
tanah menggemburkan tanah, tumbuhan untuk menahan erosi, tumbuhan hijau untuk
mengurangi pencemaran udara (Prasetyo. 2008).
Interaksi antara
komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme
dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.
Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya
interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini
merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh
maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru (Prasetyo. 2008).
BAB III. METODOLOGI
A.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Praktikum pengamatan ekosistem buatan air tawar ini
di laksanakan pada tanggal 20 sampai 22 Maret 2012, dengan 2 kali pengamatan
setiap hari yaitu pagi jam 07:30 dan sore 16:00. Pengamatan ini dilakukan di
Laboratorium Biologi, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas
Bangka Belitung, di Balunijuk
B.
Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini
diantaranya Aquarium, Aerator, lampu anti kuman, saringan, gayung, ember,
kertas pH, dan thermometer, sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan air
tawar (kura-kura 1 ekor, ikan tanah 2 ekor, ikan cepat 2 ekor, ikan krincah 2
ekor, ikan gabus 1 ekor, udang 1 ekor, kepiting 1 ekor, hidrylla 14.
C.
Prosedur
Kerja
1. Bersihkan
Aquarium, pasir dan kayu yang akan dimasukkan
2. Masukkan
pasir kedalam Aquarium dan ratakan sedalam 2 cm
3.
Masukkan kayu jati dan ditata sedemikian
rupa
4.
Ffhhj
5.
Isi air kedalam Aquarium secara perlahan
6.
Ukur pH dan suhu air dalam Aquarium
7.
Masukkan hidrylla, ikan, udang, kepiting
dan kura-kura kedalam Aquarium
8.
Ukur pH dan suhu air setiap pengamatan
sampai hari ketiga (kamis)
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Tabel 1 hasil pengamatan ekosistem buatan air tawar pada tanggal 20 sampai 22 Maret
2012, dengan 2 kali pengamatan setiap hari yaitu pagi jam 07:30 dan sore 16:00.
Pengamatan ini dilakukan di Laboratorium Biologi.
Table 1. Hasil pengamatan
ekosistem buatan air tawar pagi dan sore
pada hari selasa, tanggal 20 Maret 2012.
Waktu pengamatan
|
Kondisi fisik air
|
pH air
|
Suhu (%)
|
Komponen Aquarium
|
Jumlah
|
keterangan
|
07:30
|
Jernih/bening
|
5
|
28
|
Kura-kura
Ikan
tanah
Ikan
cepat
Ikan
krincah
Ikan
gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
|
1
2
2
2
1
1
1
|
Konponen aquarium semua dalam
keadaan normal
|
16:00
|
Agak
keruh
|
5
|
29
|
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
|
1
2
2
2
1
1
1
|
Konponen aquarium semua dalam
keadaan normal
|
Tabel 2. Hasil
pengamatan ekosistem buatan air tawar pagi
dan sore pada hari rabu, tanggal 21 Maret 2012.
Waktu pengamatan
|
Kondisi fisik air
|
pH air
|
Suhu (%)
|
Komponen Aquarium
|
Jumlah
|
keterangan
|
07:30
|
Keruh
|
6
|
28
|
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
|
1
2
2
2
1
1
1
|
Ikan
cepat (1) hamper mati, semua bagian sirifnya hilang, ekornya putus, ikan
cepat (2) bagian ekornya luka (terdapat bercak merah merah-merah
Sedangkan
yang lainnya tetap (normal)
|
16:00
|
Bening
|
6
|
29
|
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
|
1
2
2
2
1
1
1
|
Kedua ikan sepat mati, Sedangkan yang
lainnya tetap (normal)
|
Tabel 3. hasil
pengamatan ekosistem buatan air tawar pagi
dan sore pada hari kamis, tanggal 22 Maret 2012.
Waktu pengamatan
|
Kondisi fisik air
|
pH air
|
Suhu (%)
|
Komponen Aquarium
|
Jumlah
|
keterangan
|
07:30
|
Bening
|
5
|
29
|
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
|
1
2
2
2
1
1
1
|
Kedua ikan sepat mati, ikan gabus
hilang, Sedangkan yang lainnya tetap (normal)
|
16:00
|
Bening
|
5
|
29
|
Kura-kura
Ikan tanah
Ikan cepat
Ikan krincah
Ikan gabus
Udang
Kepiting
Hidrylla
|
1
2
-
2
-
1
1
|
Kedua ikan sepat mati, ikan gabus
hilang, Sedangkan yang lainnya tetap (normal)
|
B.
Pembahasan
Ekosistem buatan adalah ekosisten yang sengaja
dibuat manusia. Contohnya sawah, kolam, dan akuarium. Aquarium berasal dari
bahasa latin, aqua berarti air dan rium artinya (tempat atau bangunan)
suatu tempat yang umunya dibuat dari plastik tembus pandang, berisi air dan
ikan binatang lainnya dan tumbuhan yang hidup didalamnya (Mismail. 2010).
Dalam
praktikum kali ini konponen aquarium yang duganakan adalah (kura-kura 1 ekor,
ikan tanah 2 ekor, ikan cepat 2 ekor, ikan krincah 2 ekor, ikan gabus 1 ekor,
udang 1 ekor, kepiting 1 ekor, hidrylla 14 serta pasir laut, batu, dan
kayu-kayuan sehingga sesuai dengan bentuk aslinya.
Dalam
praktek ini, pengamatan yang dilakukan selama 3 hari. Dimana hasil yang didapat
bahwa ikan sepat yang pertama mati, ikan ini mati karena menjadi santapan
kepiting. Kepiting memangsa ikan sepat karena ikan sepat yang paling kecil
dalam pengamatan ini. Disini terjadi hubungan interaksi dimana spesies ikan
sepat menjadi makanan bagi kepiting sedangkan ikan sepat sendiri mengalami
kematian dalam hal ini mengallami kepunahan. Dan hubungan seperti ini biasanya
disebut predasi. Syariffauzi
(2009) mengatakan bahwa predasi adalah hubungan antara mangsa
dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator
tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol
populasi mangsa.
Ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis) dan kepiting
berasal dari pamili yang berbeda. Trichogaster
pectoralis adalah sejenis ikan air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae), dan memiliki ciri-ciri
bagian tubuhnya lebar pipih, dengan
mulut agak meruncing. Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip
dubur berwarna gelap. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah
menjadi alat peraba yang menyerupai cam. Sedangkan kepiting (Scylla serrata) tergolong dalam pamili Portunidae. Kepiting sering dijadikan
sebagai bahan makanan yang bernilai ekonomis tinggi. Ciri-ciri dari Scylla serrata adalah ukuran tubuhnya biasanya biasa mencapai 18 cm. Larva
yang baru menetas bentuknya sangat berlainan dari bentuk dewasa, Larva ini
biasanya mengalami beberapa kali perubahan bentuk sampai mendapatkan bentuk
seperti yang dewasa (Anugerah. 2002).
Ikan gabus diklasifikasikan kedalam ordo
Labyrintichi, family Ophiocephaloidae,
genus Channa, Spesies Channa
striata. Ikan memiliki
bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin menjadi gepeng.
Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung lebih panjang dari sirip
dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45 jari-jari lunak, sirip yang
disebut belakangan disokong oleh 23-27 jari-jari sirip dada lebar dengan ujung
membulat disokong oleh 15-17 jari-jari lunak. Sirip ekor
membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh--dari kepala hingga ke ekor berwarna
gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat
mencapai 100 cm (Best Life. 2009).
Ikan Channa striata pada pengamatan ini hilang pada
malam hari dan diduga dimakan oleh kura-kura (Odontochelys semitestacea). Hal ini disebabkan karena kura-kura
termasuk dalam golongan hewan omnivora, yaitu jenis hewan pemakan segalanya. Dalam
hal ini terjadi hubungan interaksi antara ikan Channa striata dengan kura-kura. Dimana kura-kura menjadi predator dan ikannya
menjadi mangsa.
Secara anatomi dan
morfologi
kura-kura memiliki beragam jenis ukuran. Meskipun begitu, kura-kura laut
(penyu) memiliki ukuran yang lebih besar dibanding saudaranya di darat dan di
air tawar. Chelonian terbesar adalah penyu laut, yakni penyu laut berpunggung
bulu (leatherback sea turtle)
raksasa, yang panjang tempurungnya mencapai 200 cm dan beratnya dapa mencapai
lebih dari 900 kg. Kura-kura air tawar umumnya lebih kecil, tapi spesies
terbesarnya adalah labi-labi (kura-kura bertulang rawan) di Asia, Pelochelys cantorii, yang dilaporkan
oleh beberapa orang memiliki panjang hingga 200 cm (Anugerah.
2002).
Meskipun banyak jenis
kura-kura yang hidup di bawah air, seluruh kura-kura air dan darat adalah
reptil yang bernapas dengan paru-paru, dan harus naik ke permukaan pada jangka
waktu yang teratur untuk mengisi ulang paru-parunya dengan udara segar. Mereka
juga bisa menghabiskan hampir seluruh hidupnya di dataran kering. Beberapa
spesies memiliki lubang kloaka besar yang dipenuhi oleh banyak
proyeksi-proyeksi yang berbentuk seperti jari. Proyeksi ini, disebut
“papillae”, memiliki persediaan darah yang melimpah, dan berfungsi untuk
meningkatkan wilayah permukaan pada kloaka. Kura-kura air dapat menyaring
oksigen yang terkandung dalam air menggunakan papillae ini, hampir sama seperti
ikan yang menggunakan insang untuk bernafas. Kura-kura adalah hewan yang
bertelur, seperti reptil lainnya, dimana telurnya lembut dan berbulu (Anugerah.
2002).
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa udang (Penaeus monodon) dapat melakukan
interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan Penaeus monodon tersebut memakan sisa-sisa ikan sepat yang sudah
mati dari bekas kepiting, selain itu Penaeus
monodon tersebut juga memakan rumput-rumput (hidrylla) yang ada. Pada
pengamatan ini Penaeus monodon tersebut
dapat melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Akan tetapi berbeda halnya dengan pembudidayaan, proses membudidayakan Penaeus monodon di air tawar juga tak lepas dari kendala. (Slamet.
1982). Terutama dalam mengadaptasikan benur yang sudah terbiasa hidup di air
yang salinitasnya tinggi (30 ppt) untuk terbiasa hidup di air tawar (salinitas
1-2 ppt). “Makanya masa adaptasi tersebut sangat menentukan. Biasanya para
pembenih mengadaptasikan benur ukuran PL 12 dengan cara mengurangi salinitas 1
ppt/hari. Ukuran benur yang akan ditanam juga lebih besar, yaitu PL 30-40 (Syaiful. 2008).
Ikan tanah (Puntius
lateristriga) kelihatannya hampir sama dengan jenis ikan krincah (Anabas
testudineus). Dimana kedua jenis ikan ini hanya mengkonsumsi jenis
lumut-lumutan yang ada dalam ekosistem tersebut. Meski demikian jenis ikan ini
dapat melakukan interaksi/penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada. Selain
itu kedua jenis ikan ini juga memakan bekas sisa-sisa kotoran yang menempel
ditubuh Odontochelys semitestacea. Disini kelihatan bahwa kedua jenis ikan dan Odontochelys semitestacea tersebut melakukan hubungan timbal balik
(simbiosis mutualisme). Bagi ikan merasa diuntungkan karena bagian tubuhnya
bersih dari kotoran dan sisa metabolism yang menempel ditubuhnya, sedangkan
ikan mendapatkan makanan.
Komunitas adalah
kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk
hidup yang lain (Darti Satyani. 2005). Tiap individu akan
selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme
dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antar komunitas cukup komplek
karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
Interaksi antara
komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme
dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.
Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat
trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Faktor yang
mempengaruhi kehidupan ikan: DO, garam terlarut, penetrasi cahaya, suhu,
polusi, konsentrasi organik, penyakit, pH dan lain-lain. Pada pengamatan ini pH yang didapat adalah rata-rata 5 sedangkan
suhu yang didapat adalah rata-rata 28 celcius. Hal ini menunjukkan bahwa pH dan
suhunya masih bisa dikatan normal. Kondisi normal ikan inilah yang membuat
ikan-ikan dan yang lainnya dapat bertahan hiduap dan sama-sama memberikan
interaksi satu sama lain. Dalam pH seperti ini ikan-ikan tersebut dapat
berinteraksi satu sama lain.
BAB
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesipulan
1. Dari
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa interaksi dari prilaku dari
masing-masing komponen dalam aquarium saling memberikan interaksi.
2. Dengan
adanya interaksi-interaksi dalam ekosistem buatan tersebut dapat mempertahankan
keseimbangannya.
3. Pengaturan
untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem.
Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya
dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
4. Pada
pengamatan ini factor pH tidak dapat
mengganggu keseimbangan dan interaksi ekosistem. Hal ini ddisebabkan akibat
perubahan bahan organik, akan tetapi pada pengamatan ini tidak terlalu
kelihatan karena batas waktu pengamatan hanya 3 hari
5. Volume
air berkurang, dan timbulnya lender-lendir pada dinding aquarium dan berbau
amis.
Saran
Sarannya adalah
seharusnya kura-kura yang digunakan memiliki ukuran yang lebih kecil dan
rumput-rumput yang digunakan seharusnya hidrylla atau jenis rumput yang
memiliki ukuran yang lebih besar dari pada lumut yang dipakai.
BAB
VI. DAFTAR PUSTAKA
Best Life. 2009. Deskripsi
dan Klasifikasi Ikan. http://www.blogger.com/profile/17894251744965327327
(20 Maret
2012)
Edi Atmawinata. 2007. Rahasia dan Seluk Aquarium. Bandung: CV Yrama Widya
Heru
susanto. 2003. Membuat Aquarium.
Jakarta. Penebar Swadaya, Anggota Ikapi
Lesmana, Darti Satyani. 2005. Kualitas
Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar
Swadaya, Anggota Ikapi
Mismail, budiono. 2010. Aquarium Terumbu Karang. Malang: universitas Brawijaya Press (UB
Press)
Nontji, Anugerah. 2002. Laut Nusantara. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Djambatan
Redy Joko Prasetyo. 2008.
Ekosistem
Air Tawar. http://www.inforedia.com/2010/01/ekosistem-air-tawar.html
[20 Maret 2012]
Syaiful. 2008. Udang di Air Tawar, Bisa! Udang windu maupun vaname bisa hidup dalam kisaran kadar garam yang sangat lebar, antara 0,5 ppt sampai 45ppt. http://www.blogger.com/profile/09050366363459132364
[20 Maret 2012]
Safran Makmur & Dina Muthmainnah. 2009. Sudahkah Anda Tahu?? Kearifan
Lokal: Mampukah Melestarikan Ikan Semah di
Indonesia. Edisi Desember 2009 no. 1. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/?category_id=104
[20 Maret 2012]
Syariffauzi.
2009. Ikan Gabus (Haruan/snakehead/Channa striata). http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan [20 Maret 2012]
1 komentar:
Lumayan juga blognya, kapan" bikin yang lebih seru,..
Posting Komentar